Semoga saja menjadi vitamin kekebalan di tubuhku.
"Memangnya kenapa?" Lagi - lagi Papa bertanya dengan ekspresi yang terlihat heran.
Aku jadi bingung dengan pemikiran Papa.
Harusnya Papa juga berpikir, siapa yang berjualan di warung kosong itu? Dan sate apa yang orang itu jual?
Eh, masih mending kalau beneran orang, kalau bukan orang gimana?
"Pa, warung itu kan sudah kosong, karena ditinggal pemiliknya meninggal." Ucapku membuat Papa mengerutkan keningnya, sedangkan Arkan hanya melongo mendengar perdebatan ku dengan Papa.
"Terus?" Ucap Papa yang masih belum paham dengan apa yang aku pikirkan.
"Yang jual siapa? Kan orangnya sudah lama meninggal?" Tanyaku sambil menepuk dahi ku pelan, karena Papa masih tak paham - paham juga.
"Yang jual ya orang lah, Sayang. Masa hantu." Jawab Papa sambil tertawa kecil, membuat Arkan juga ikut menertawakan ku.
Apanya yang lucu sih, nggak tahu apa kalau aku lagi tegang begini.