Arkan terlihat heran dengan pertanyaanku, aku menundukkan kepala sambil menghembuskan nafas panjang sebelum menjawab.
"Kamu kan dulu playboy, pasti kamu sering kesini bersama cewek - cewek kamu yang dulu." Ucapku tanpa memandang kearahnya, karena hati ini terasa berdenyut nyeri jika membicarakan masalalu Arkan.
"Yang penting sekarang hanya kamu yang ada dihatiku." Ucap Arkan sambil memegang kedua pipiku dan mengarahkan wajahku kearah wajahnya.
Aku merasa sangat malu saat berhadapan dengan Arkan seperti ini.
Aku senyum - senyum saat melihat wajah Arkan.
Dilihat dari jauh aja tampan, apalagi dari dekat seperti ini.
Sungguh - sungguh manusia yang sempurna.
Aku ingin terus seperti ini, sampai besok pagi, dan besok paginya lagi, dan besoknya lagi, sampai matahari berubah menjadi dingin.
Mana ada matahari berubah menjadi dingin?