Papa juga nggak pernah menyimpan foto atau kenang - kenangan apapun bersama saudaranya.
Makanya aku nggak pernah mengetahui itu semua.
Tapi aku nggak boleh percaya dengan satu pihak, aku akan menanyakan pada Nenek tentang kebenarannya.
Setelah mendapatkan informasi yang bagiku sudah cukup jelas, aku mengajak Arkan untuk berpamitan pulang.
Tapi tujuanku nggak pulang, aku bertujuan mengajak Arkan untuk ke rumah Nenek.
"Nanti kalau di rumah Nenek ada Papa kamu bagaimana, Ra?" Tanya Arkan yang sebenarnya ingin menolak jika aku minta antar ke rumah Nenek.
Arkan ini bagaimana coba? Kalau misalkan ada Papa, harusnya malah bagus dong.
Kan aku bisa membongkar semuanya didepan Papa, kalau aku bukanlah anaknya.
Jadi aku nggak ada hak buat menuruti apa kata Papa.
Arkan pun mengangguk memahami apa yang aku pikirkan.
Akhirnya Arkan melajukan motornya ke rumah Nenek.
Sesampainya di rumah Nenek, aku melihat mobil Papa terparkir didepan halaman rumah Nenek.