"Hei, itu baksonya kenapa dibiarin dingin?" Tanya Arkan yang tiba - tiba sudah duduk didepan ku, membuatku kaget.
"Kamu nggak mengoreksi kertas jawaban anak - anak?" Tanyaku heran, karena Arkan bisa duduk santai didepan ku.
"Sudah, tapi baru setengah saja, aku tinggal makan dulu." Ucap Arkan membuatku tiba - tiba berkeringat.
Kenapa aku jadi deg - degan begini? Bukannya ini hal biasa yang kulakukan waktu di kota dulu?
Kenapa aku sekarang merasa takut?
Kayaknya yang aku takutin hanya Arkan, aku takut Arkan membenciku gara - gara aku berbuat curang.
Aku jadi nggak nafsu melihat bakso didepan ku, kenapa aku nggak mikir belakangnya dulu sebelum melakukan sesuatu.
Tapi semuanya sudah terlambat, nggak mungkin juga aku mengembalikan jawaban Ajeng.
Doaku sekarang hanya satu, semoga Arkan tidak mencurigai ku.
Jangan sampai ada yang tahu kalau aku yang melakukan kecurangan pada Ajeng, bisa - bisa aku dipecat jadi calon istri oleh Arkan.
