Fahry tengah mengendarai mobilnya dengan cepat membelah kesibukan jalanan besar itu di tengah terik mentari yang kian meninggi membakar bumi, masih dengan wajah cemas Fahry meliuk liukan setir mobilnya menghindari pengendara mobil lain yang berjalan pelan dan menghalangi jalannya. Fahry hanyan mendecak sebal, di bunyikan nya klakson berkali kali namun pengendara itu masih tetap tak perduli.
Fahry yang geram di tambah kekhawatirannya pada Aisyah membuat akal sehatnya sedikit berfikir nekad, di tatapnya jalanan itu dengan seksama ada celah di jalur kiri dekat bahu jalan yang hanya muat satu mobil pas saja. Namun jika Ia terpeleset sedikit saja maka resiko mobilnya yang akan terguling bersama pengendara itu harus Ia terima.