Aisyah tampak begitu damai dalam senyumnya, ketika Dokter Nunik dengan cekatan mengantikan Fahry untuk menyuapi bubur pada Aisyah. Randy hanya tersenyum simpul menatap pertemuan penuh haru itu, tak pelik ia pun ikut merasakan kebahagiaan yang Aisyah rasakan.
Sejenak, fikirannya melayang jauh pada sosok Ayah yang selama ini di banggakannya. Bahkan hingga detik itupun Ia masih tak menyangka, jika sosok pahlawan dalam hidupnya ternyata seorang penjahat yang dengan bengis merampas kebahagiaan sebuah keluarga kecil yang penuh tawa. Setitik bening jatuh membasahi pipi mulusnya, bergegas Randy menepis bulir bening itu dengan kasar.
Ia tak ingin merusak suasana bahagia Aisyah dengan menitikkan air mata untuk seseorang yang telah dengan dalam mengecewakan dirinya.