Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cinta Guna-Guna Membawa Petaka

🇮🇩Arisa123
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.5k
Views
Synopsis
Hedra adalah mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang ada di Banyuwangi, pandai, tampan, playboy, tidak sedikit para wanita yang tergila-gila padanya. Karena mendapat tantangan dari temannya untuk bisa mendapatkan Rianti gadis desa yang tak kalah cantik dengan gadis lainnya, pendiam tapi asyik juga mempunyai daya tarik tersendiri, patuh pada orang tua sehingga dia tidak terpikirkan untuk berpacaran, Hendra yang diam-diam memperhatikan Rianti setiap hari rupanya hatinya bergejolak ingin memilikinya hingga tak kuasa menahan gejolak hatinya dia memberanikan dirinya untuk menyatakan perasaan tapi apalah arti cintanya Rianti tidak membalasnya karena orang tuanya ingin menjodohkannya dengan Sanjaya anak pesantren Baitul Muttaqin. Bagaimana Kisahnya? Apa yang dilakukan Hendra untuk mendapatkan Rianti? Apakah Rianti akan menikah dengan Sanjaya? Dan Petaka apa yang akan terjadi? Jangan lewatkan kisahnya hanya di Cinta Guna-guna Membawa Petaka
VIEW MORE

Chapter 1 - Langit Penuh Bintang Di Atas Desa Jambewangi

Di sebuah Desa Jambewangi yang terletak di Kabupaten Banyuwangi terdapat perkampungan yang dikelilingi pepohonan jati, terlihat dari arah utara tebing menjulang tinggi yang mengalirkan air terjun, suara gemuruh air jatuh terdengan hingga perkampungan, tak sedikit orang-orang yang menyaksikan keindahan air terjun tersebut, dari sudut barat nampak gelombang ombak air laut menghantam batu karang yang begitu kokoh, perahu layar silih berganti datang dan pergi seakan menambah keindahan pemandangan, disinilah Hendra tinggal bersama Orang tua, Kakak dan Adik, dari kecil dia sangat berbakti pada Orang tua hingga smp bahkan smk dia dicintai Keluarganya.

Pada suatu ketika Hendra yang baru selesai pendidikan SMKnya dia ingin sekali melanjutkan ke perguaruan tinggi di Malang akan tetapi melihat kondisi kehidupannya tidak memungkinkan akhirnya dia meminta Orang tuanya untuk menkuliahkannya di Banyuwangi saja.

"Ibu!" kata Hendra memanggil Ibunya yang terlihat duduk di ruang tamu sendirian.

"Iya Hendra! Ada apa," sahut Ibunya sambil memandang wajah Hendra yang menggemaskan.

"Ibu! Hendra kan sudah selesai Pendidikan SMKnya, Hendra ingin meneruskan ke Perguruan Tinggi di malang boleh Bu?" tanya Hendra pada Ibunya sambil memeluk Ibunya.

"Hendra! Ibu itu senang kalau kamu jadi orang sukses, hebat apalagi urusan pendidikan Ibu sangat ingin, tetapi kamu ya juga bisa melihat dan memahami dengan keadaan seperti ini, apa mungkin," tutur Ibunya sambil mengelus-ngelus rambut kepalanya Hendra.

"Iya Ibu, saya faham Ibu juga harus membiayahi Adik dan Kakak, lalu gimana ini Ibu, Hendra juga ingin kuliah," Hendra merayu Ibunya sambil meluncurkan senyuman manisnya.

"Iya nanti saya bicarakan dengan Ayahmu, tapi mungkin tidak bisa ke Malang," sahut Ibunya sambil membalas senyumannya.

"Ya Ibu! Temen-temen saya pada ke malang Bu, masak saya tetap sekolah di Banyuwangi," tutur Hasan terlihat raut wajahnya murung pertanda kekecewaan sedang melandanya.

"Hendra! Pendidikan dimana saja itu sama yang penting usahanya, walau di perguruan terkenal sedunia misal, jika tidak sungguh-sungguh ya rugi jadinya," ungkap Ibunya sambil memegang dagu Hendra lalu menariknya ke atas.

"Ibu! Pokoknya Hendra Kuliah di Malang bersama-sama teman, kalu Ibu tidak bisa membiayi biar Hendra cari sendiri," sahut Hendra sambil berdiri dan bergegas pergi dari hadapan Ibunya.

Sebelum sampai melangkahkan kakinya Ibunya menarik tangannya sambil berkata, "Hendra! Bukannya Ibu tidak bisa membiayaimu tapi lihatlah kondisi ini, Ayahmu saja bekerja ya seperti itu hanya cukup untuk adikmu belajar."

Hendra yang ditarik tangannya oleh Ibunya segera duduk kembali, diam tak berkata sedikitpun membuat Ibunya semakin risau, akhirnya memutuskan untuk membicarakan dengan Ayahnya.

Tak lama kemudian terdengar panggilan dari depan rumahnya.

Hendra ... Dra ... Hendra! Di rumahkah kamu?

Tak tunggu lama dia keluar untuk menemuinya.

Kriiek!

Bunyi pintu terbuka karena Hendra membukanya, tiba-tiba Hendra di kagetkan dengan sesosok tubuh kekar yang berdiri di depan pintu. Lalu Hendra mendekatinya dan bertanya.

"Luki! Ada apa kamu kesini? ini kan masih pagi lihat aja jam masih menunjukkan pukul 06.00 wib, Apa ada yang penting?" tanya Hendra sambil mendekatinya dengan tatapan mata yang terlihat tajam bagai Burung Elang memantau mangsanya.

"Hendra! Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan penting," sahut Luki sambil membalas dengan pandangan yang tak kalah tajamnya.

"Tapi jangan di sini mari ikut saya," imbuhnya sambil menarik tangan Hendra tapi ia menolaknya.

"Sebentar ini mau kemana dulu, dan permasalahan apa kok kayaknya suangat penting sampai-sampai jam segini sudah datang kemari," sahut Hendra sambil mempersilahkan duduk di teras samping rumah.

"Udah nanti saya ceritakan di tempat, mari tadak pakek lama," ajak Luki yang tidak mau duduk.

"Ya udah sebentar, saya bilang sama Ibu saya sebentar," sahut Hendra sambil pergi ke dalam rumah untuk minta izin kepada orang tuanya.

Luki yang ditinggalkannya sendirian disamping rumah hanya ditemani burung kulitang yang terbang-terbang di dalam sangkar yang berukuran kecil, sesekali bersiul-siul seakan menghibur Luki yang lagi sendirian, tak jauh darinya ikan-ikan berlarian di dalam kolam yang dikelilingi bunga-bunga yang lagi mekar.

Tak lama kemudian Hendra muncul dan langsung menggandeng tangan Luki dan selanjutnya pergi menuju tempat yang dimaksud Luki.

Setelah tiba di tempat tersebut Hendra di kagetkan dengan penampakan perempuan yang cantik, berambut panjang lurus, kedipan matanya terlihat menggoda, berdiri di dekat pohon yang agak rindang, tak jauh darinya tempat duduk yang terbuat dari bambu yang dirajut begitu indah.

Tak menunggu lama jiwa laki-laki Hendra mulai bergejolak cepat-cepat dia mendekatinya, Luki pun mulai berkata, "Itu yang mau keceritakan dia menyuruh saya untuk membantunya kalau dia suka sama kamu."

"Beneran! Ya kalau ini mah saya oke," sahut Hendra yang semakin dekat.

Tapi Hendra tidak sadar ada sepasang mata mengintai dari kejauhan matanya tajam memandangnya seakan tak mau berkedip sebertar saja meninggalkan kejadian yang akan terjadi.

Nah Bagaimana kelanjutan kisahnya

Siapakah perempuan yang berdiri di dekat pohon itu? Dan Siapa seseorang yang mengintai dari kejauhan?

Apa yang akan terjadi?

Silahkan ikuti kisahnya hanya di sini

"Cinta Guna-Guna Membawa Petaka"