Sesampainya di kediamannya, Marwan langsung mengurung diri didalam ruang kerjanya. Marwan tampak sangat terpukul dan terguncang. Sepanjang perjalanan pulang tadi Marwan hanya bisa diam. Bagaimana bisa dirinya dikalahkan oleh keponakannya sendiri. Marwan mendorong semua barang-barang yang ada di atas meja kerjanya. Aku bukan hanya kalah tapi aku juga tidak berdaya raung Marwan di dalam ruang kerjanya yang tertutup rapat. Aku tidak pernah seputus asa ini, aku Marwan selalu penuh dengan rencana dan ide cerdik tapi hari ini Dante benar-benar membuatku tidak berdaya
Dante….!!!" Kau benar-benar berhasil membuatku mati langkah. Rupanya kau mewarisi sifat licik Widanta. "Dante…!!!" teriak Marwan sekaras-kerasnya. Widanta sialan pria tua itu mengetahui semua kebenarannya dan hanya diam menonton semua apa yang aku lakukan. Bagaimana bisa Widanta mengetahui perbuatanku yang sudah aku lakukan serapi mungkin.