Chereads / Pelayan Terkuat Tanpa Warna / Chapter 15 - Bab 11 : Nilai Sebuah Artefak

Chapter 15 - Bab 11 : Nilai Sebuah Artefak

Hari ini Kerajaan Argaint sedang dalam suasana yang bahagia. Itu karena Putri pertama dari Kerajaan Argaint berulang tahun ke-15. Selain itu, hari ini Raja dan Ratu juga akan kembali dari kunjungan mereka ke Kerajaan lain. Para penjaga, para pelayan sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun untuk Putri Aishia. Rencananya akan digelar pesta besar yang akan diadakan pada malam hari. Para bangsawan serta tamu dari Kerajaan lain juga diundang. Tapi orang yang paling penting dalam acara ini sedang mengunci dirinya di kamar.

"Kakaaaaak selamat ulang tahun!! Mengapa kau mengurung dirimu di kamar! Aku membawakan tamu untukmu!!" Putri Elise membuka pintu dan berteriak dengan nada ceria.

"Halo Aishia, Bagaimana kabarmu hari ini? Apa aku mengganggu waktu istirahatmu?" Gadis dengan rambut berwarna emas yang indah menyapanya dari belakang Putri Elise.

"Sudah lama tidak bertemu, Putri Aishia." Dan yang terakhir ksatria pelindung Putri Freya, Aryana Bolevan.

Orang yang datang ke kamarnya tiba-tiba adalah Putri Elise dan teman masa kecil Putri Aishia. Hari ini Putri Freya mengenakan gaun merah. Gaunnya kontras dengan warna rambutnya yang membuatnya semakin mencolok. Dan di belakang Putri Freya adalah gadis ksatria pelindungnya yang memiliki warna rambut yang sama dengannya tapi terlihat lebih gelap dengan gaya kuncir kuda. Namanya adalah Aryana Bolevan.

Pada pandangan pertama, Putri Freya kaget melihat Putri Aishia. Dia bisa melihat mata bengkak pada Putri Aishia, dan ada kantung mata di bawah matanya. Yang menandakan bahwa dia habis menangis cukup lama. Tapi bukan itu yang membuatnya terkejut. Yang benar-benar mengejutkannya adalah dia bisa merasakan mana di sekitar Putri Aishia sangat stabil. Itu sangat berbeda dari apa yang dia rasakan sebelumnya.

Dia juga tahu bahwa Putri Aishia menderita penyakit tertentu yang bahkan tidak diketahui oleh Royal Mage. Terkadang dia juga khawatir sebagai teman masa kecilnya.

"Elise...Freya dan juga Aryana. Aku baik-baik saja, kapan kau tiba?" Putri Aishia agak terkejut dengan kedatangan Putri Freya.

"Belum lama ini, ketika saya tiba saya langsung ingin bertemu denganmu. Mengapa kau berdiam diri di kamar saja? Bintang utama acara ini harus keluar untuk melihat betapa meriah dan dicintainya kau oleh warga Kerajaan Argaint . hehehe..." Putri Freya menjawab sambil terkekeh.

"Aku hanya sedikit lelah jadi aku beristirahat di kamarku." Putri Aishia hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan Putri Freya. Tapi matanya melihat sekeliling seperti sedang mencari seseorang.

"Apa yang kau cari kak?" Putri Elise memiringkan kepalanya bingung melihat pandangan kakaknya.

"Ah tidak ada... Aku hanya tidak melihat Siesta dan Ziel. Dimana mereka?" Putri Aishia penasaran karena dia juga tidak melihat Siesta.

"Ahh, Ziel menemani kak Siesta ke pusat kota untuk melihat festival ulang tahunmu." Putri Elise menjawab seolah dia baru ingat.

"Apa??" Mendengarnya Putri Aishia merasakan sakit di dadanya.

Dia tidak tahu mengapa dia merasa seperti ini. Tapi rasa sakit seperti ini adalah hal baru baginya yang dia tidak mengerti.

"Aisyah apakah kau baik-baik saja?" Putri Freya yang melihatnya khawatir.

"Ahh, aku baik-baik saja. Mungkin hanya sedikit lelah." Putri Aishia menggelengkan kepalanya dan terus menekan rasa sakit di dadanya yang tidak kunjung hilang. Putri Freya bingung dengan kondisinya yang tiba-tiba berubah.

"Aishia tolong jaga kesehatanmu." Putri Freya masih terlihat khawatir dengan kondisi Putri Aishia.

"Ya, terima kasih Freya." Dia tersenyum lembut menanggapinya.

"kau tidak perlu terlalu kaku karena kita adalah teman masa kecil. Aku mendengar dari Elise bahwa penyakitmu sudah sembuh. Benarkah?" Putri Freya menanyakan sesuatu yang membuatnya penasaran.

"Itu benar. Meski belum sembuh total. Tapi itu tidak akan memakan banyak waktu sampai aku benar-benar sembuh." Putri Aishia menjelaskan tentang kondisinya kepada Princess Freya.

"Syukurlah, Tapi bagaimana tiba-tiba kau bisa sembuh? Bahkan Elise mengaku tidak tahu apa-apa." Putri Freya terlihat senang atas kesembuhan teman masa kecilnya.

"Ahh, iya benar, kakak bahkan tidak mau jujur ​​padaku!!" Putri Elise masuk ke dalam percakapan mereka.

Putri Aishia hanya bisa tersenyum melihat adik dan teman masa kecilnya menanyainya. Dia secara tidak sadar mengusap gelang yang dia kenakan lalu memberikan jawaban yang tidak jelas.

"Entahlah. Tiba-tiba kondisiku membaik setelah menggunakan sihir saat itu." Putri Aishia mencoba mengaburkan kebenaran.

"Begitukah?" Putri Freya menyipitkan matanya tak percaya.

"Iya begitu." Putri Aishia menjawab sambil memalingkan wajahnya dari Putri Freya.

Putri Freya meragukan apa yang dikatakan Putri Aishia. Karena sebelumnya dia melihat Putri Aishia mengusap gelang di pergelangan tangan kanannya. Dia penasaran dengan gelang itu. Karena dia tidak pernah melihat Putri Aishia memakainya.

"Aishia... gelang itu?" Putri Freya akhirnya bertanya karena penasaran.

"Ini adalah hadiah ulang tahunku." Putri Aishia menjawab dengan jujur.

"Kakak, kau sudah mendapatkan hadiah ulang tahun? Dari siapa? Padahal aku berniat menjadi orang pertama yang memberimu hadiah dan mengucapkan selamat padamu di hari ulang tahunmu." Putri Elise terlihat kecewa didahului oleh orang lain.

"Tenang saja, kau masih yang nomor satu." Putri Aishia mengusap kepala Putri Elise dengan lembut.

Putri Elise tersenyum lebar sambil memejamkan matanya. Dia merasa senang dimanjakan oleh kakaknya seperti itu. Namun putri Freya semakin penasaran dengan gelang yang dipakai olehnya. Karena dia bisa merasakan kekuatan yang tidak biasa di dalamnya.

"Aishia bolehkah aku melihat gelangmu?" Kali ini suara Putri Freya terdengar serius.

"Tentu." Putri Aishia mengulurkan tangan kanannya agar Putri Freya bisa melihat gelang yang dikenakannya.

"Hmmm... Aishia bisakah kau melepas gelangnya?" Putri Freya menjadi semakin penasaran setelah melihat gelang itu.

"Maaf aku tidak bisa." Putri Aishia dengan tegas menolaknya.

Putri Freya terkejut dengan penolakannya. Biasanya Putri Aishia akan menuruti perkataannya. Namun kali ini Putri Aishia dengan tegas menolaknya.

"Boleh saya tahu kenapa?" Putri Freya bertanya dengan bingung dan masih belum sembuh dari kagetnya.

"Karena ini adalah hadiah dari seseorang yang sangat penting bagiku." Putri Aishia menjawabnya dengan senyuman seperti bunga yang mekar.

Putri Freya hanya bisa terkejut mendengar jawabannya. Dia mencoba menebak siapa orang yang Putri Aishia katakan penting itu. Tapi dia segera menyingkirkan pikiran itu untuk sementara. Dia hanya fokus memeriksa gelang di pergelangan tangan kanan Putri Aishia. Setelah dia menyentuhnya, dia benar-benar terkejut dan tubuhnya gemetar. Dia bisa merasakan kekuatan luar biasa dari gelang itu.

"Aishia, apakah kau tahu apa ini?" Putri Freya bertanya dengan serius.

"Tentu, itu gelang." Dia menjawabnya dengan nada datar.

"Bukan itu maksudku!!!" Putri Freya tanpa sadar berteriak pada jawaban Putri Aishia.

"Hahaha…" Putri Aishia hanya bisa tertawa melihat teman masa kecilnya seperti itu.

Putri Freya yang kehilangan ketenangannya berteriak. Sangat jarang bagi Putri Freya yang tenang dan anggun berteriak seperti itu. Putri Aishia hanya bisa tertawa melihat teman masa kecilnya seperti itu. Bahkan Aryana, ksatria pelindung Putri Freya tercengang. Putri Freya segera menyadari bahwa semua orang sedang menatapnya.

"Ahem... maksudku apakah kau tahu bahwa ini adalah artefak?" Dia segera memperbaiki sikapnya dan menjatuhkan bom.

Kali ini semua orang kecuali Putri Aishia tercengang. Karena artefak adalah barang langka dan tak ternilai harganya. Bahkan jika kau punya uang, kau belum tentu bisa membelinya. Hal ini menunjukkan betapa berharganya sebuah artefak. Bahkan saat ini di benua Clorius jumlah artefak yang diketahui tidak lebih dari 20 buah. Salah satunya adalah milik raja Kerajaan Argaint.