Tuan Akira berdiri sambil bersidekap. Air mukanya berubah menjadi kejam. Seperti ingin menuntut Yui untuk menjelaskan semuanya.
"Apa maksudnya itu, Yui? Siapa yang sakit, huh? Kenapa Taku bisa menjadi wali? Lalu, kenapa Taku bertindak berlebihan seperti tadi, huh? Dan siapa yang Taku sebut dengan 'Banyinya' tadi? Memangnya siapa yang sedang sakit?" Tuan Akira bertanya, penasaran.
Tuan Akira sempat mendengar perbincangan Takumi dengan seseorang yang berada di telepon tadi. Kebetulan tadi Takumi mengeraskan losspeaker agar Yui juga mandengar. Namun, Takumi dan Yui sungguh tidak menyangka jika ayah mereka juga dengar. Takumi dan Yui mengira bahwa ayah mereka masih berada di dalam ruang tamu tadi.
Yui menghela napas dalam-dalam dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Yui berjalan santai ke arah ayahnya. Ketika Yui sudah berada di depan ayahnya, Yuimeraih lengan kekar ayahnya dan menggamit lengan itu.