Toneri tercenung sekian lama di sisi Takumi yang masih terbaring, tidak sadarkan diri. Ia mengalami perang batin. Bertanya-tanya siapa yang telah melukai Takumi hingga seperti itu, tapi semua bukti mengarah pada dirinya.
Namun, Toneri juga bingung. Jika memang dialah yang melukai Takumi, lalu untuk apa? Apakah hanya karena manusia itu sudah membuat Sakurako hamil? Tapi, Toneri pikir pasti Sakurako akan senang jika mengandung anaknya Takumi. Ah, Toneri benar-benar merasa bingung.
Hari sudah semakin sore, tapi Takumi tidak kunjung tersadar.
Toneri mengusap peluh yang memenuhi wajah Takumi dengan handuk basah. Mungkin Takumi tengah bermimpi buruk, pikirnya. Sejenak Toneri menyentuh kening remaja tampan Akazawa itu.
Suhu tubuh Takumi begitu panas. Igauan-igauan tak jelas juga terdengar dari bibir pucat Takumi. Dadanya Takumi juga naik turun karena napasnya yang memendek.