"Karenamu! Aku tidak sedang berbaik hati dengannya. Aku bahkan muak pada gadis Hyugatsuki itu, Taku!"
"Bunuh saja, gampang, 'kan?"
Takashi baru saja ikut bergabung dengan mereka.
Mereka bertiga sedang menunggu pesanan sate di sekitar area hotel.
"Nggak usah sok keren deh, Ji-chan!""
Takumi mengibaskan tangannya. Tidak hanya kasar pada saudarinya, tapi Takumi juga kini kasar terhadap pamannya.
"Aku memang keren, Taku. Dari dulu malah. Eh, asal kalian tahu ya, aku ini punya banyak mantan pacar di Indonesia ini. Mulai dari Zaenab si kembang desa, hingga Viona si incaran mafia! Pokoknya, paman kalian ini sangat populer di negara mana pun!"
Sepertinya telinga dua keponakannya melewatkan sesuatu.
"Terus maksudnya apa, Ji-chan?" sahut Takumi. Takumi memang payah dalam segala hal, termasuk mengerti maksud kalimat seseorang.
"Ambil hikmah ata pelajaran dari itu semua, Taku-chan!" Yui berkata, gemas.
Sejenak mereka melupakan dialog serius mereka tadi.