"Itu ada telpon umum!" seru Takumi sambil menunjuk ke seberang jalan.
TIAARRR!!
Tiba-tiba petir menyambar dan menghancurkan telpon umum tersebut. Benar-benar hari sial mereka. Terjebak di jalanan perkampung yang sepi dan gelap ini tanpa ada seorang pun yang dapat ditanyai jalan. Lagipula, mereka tidak dapat berbicara dengan bahasa sekitar. Ini benar-benar liburan yang buruk. Seharusnya, mereka mempelajari sedikit bahasa Indonesia sedikit jika memutuskan untuk berlibur ke negara Zamrud Khatulistiwa ini.
"Jadi intinya kita?
"TERSESAT?!" teriak Takumi dan Sakurako, bersamaan.
"Tersesat ... sat ... sat ...!!" teriak Takumi dan Sakurako kembali, suaranya seperti menggema di angkasa.
Tersesat ketika jalan-jalan di negara asing, dan juga tidak dapat menggunakan bahasa sekitar dengan benar, tidak ada yang lebih buruk dari itu bagi Takumi dan Sakurako.
Suara petir terdengar menggelegar kembali. Sakurako yang kaget dan ketakutan, secara refleks melompat ke dalam dekapan Takumi.