Yuzuki menarik dagu Yui agar menghadap ke arahnya. Dan saat itu juga, Yui tidak bisa melewatkan pesona yang terpancar dari wajah tampan Yuzuki.
"Kalau kau rindu dia, kenapa tak coba menghubungi?" ucap Yuzuki
Yui merunduk. Bibirnya langsung cemberut.
"Huks, sayangnya dia lagi bisa dihubungi."
"Heh? Apa dia tinggal di gunung sehingga tak ada sinyal?"
"Hahaha, bukan seperti itu," Yui mengusap air matanya, mencoba tetap tegar, "dia sudah berada di tempat yang sangat jauh."
"Maksudmu dia berada di luar negeri? Atau berada di kutub Selatan?" tanya Yuzuki bertubi-tubi.
"Hahaha, bukan seperti itu. Dia sudah pergi selamanya."
'Well, aku memang berharap dia mati saja. Beraninya dia berselingkuh dengan sahabatku sendiri!' lanjut Yui dalam hati.