Takumi menjadi gugup tanpa alasan. Bahkan jantungnya serasa mau lepas. Buru-buru Takumi mengatur napas. Setelah Takumi temukan kembali suaranya, Takumi lalu bertanya, "Kenapa kau selalu bersikap seperti ini?"
Takumi menirukan gaya Sakurako beberapa saat tadi; memejamkan mata, menangkup kedua tangan di depan wajah dan menatap langit. Takumi merasa jika itu adalah sesuatu yang konyol. Padahal, mereka tidak sedang berada di kuil saat ini.
Sakurako mengernyitkan dahi sesaat.
"Berdoa," jawabnya kemudian.
"Berdoa? Pada langit?" Dahi Takumi mengkerut saat mengajukan pertanyaan ini.
Sakurako mengangguk sekali. Lalu, Takumi tidak menanyakan lebih lanjut. Dia lebih tertarik dengan topik yang akan ia bahas setelah ini.
"Ano ... Hyugatsuki-san?"