Sakurako tidak menanggapi ucapan Takumi. Sakurako hanya mengerucutkan bibirnya pertanda kesal.
"Menjauhlah dariku! Aku hanya penguntit yang kurang kerjaan katamu kemarin, 'kan?" tutur Sakurako, dingin.
"Maaf untuk kejadian kemarin! Aku sudah tidak menganggapnya sebagai penguntit. Tidak ada salahnya seorang teman berbicara pada temannya, bukan?" Takumi membela diri.
"Kita juga bukan teman. Kau lupa, Akazawa-san?" Sakurako mempertegas hubungan mereka. Bahkan, dia tidak memanggil dengan sebutan 'Takumi-kun' seperti biasanya. Sakurako mungkin masih marah pada Takumi.
"Jika kita bukan teman, itu akan jauh lebih bagus. Apakah kau bahkan sudah menganggapku sebagai pacarmu?" Takumi bercanda. Sebenarnya, dia tahu jika maksud Sakurako bukan begitu.
"Takumi Akazawa-san!" Sakurako menatap Takumi, tajam.