"Aku tidak perlu takut pada apa pun, Riku. Aku tinggal sendiri dan tidak ada siapa pun di rumah, Riku. Jadi, tidak akan ada yang peduli meski aku ini pulang atau tidak."
"Ya sudah ah! Kita pulang ayo, Itsu-chan!" Riku menarik lengan Itsuki. Meninggalkan Takumi yang masih kebingungan.
Setelah beberapa menit, Takumi menyadari bahwa ia hanya sendiri di tempat gelap seperti ini.
Suara-suara aneh dan mengerikan tiba-tiba terdengar. Takumi mendongak ke atas pohon rindang, Takumi melihat kelebatan kain putih beterbangan.
Takumi mengambil langkah seribu dan menyusul kedua teman sekelasnya.
"ITSUKI!! RIKU! TUNGGULAH AKU, OI!! KALIAN HARUS CERITA BAGAIMANA AKU BISA PINGSAN DI SANA?!" Takumi berteriak sambil berlari.
Setelah mampu menyusul langkah Itsuki dan Riku, Takumi menepuk pundak Riku dan memaksa pemuda itu berbalik.
"Hosh ... hosh ... sebenarnya ... sebenarnya apa yang terjadi padaku di tempat tadi, Riku?!" tanya Takumi, setelah berhasil mengatur napasnya yang ngos-ngosan.