Sebelum ini, Takumi meminta saran pada si penjaga kafe itu. Siapa lagi kalau bukan Toneri.
"Eh, bagaimana Anda bisa menyimpulkan seperti itu, Toneri-san?" Takumi baru menyadari.
"Tentu. Aku lebih berpengalaman darimu. Dan ya, hal begini, sudah sering aku jalani! Dan aku berhasil! Yang penting adalah berusaha dan berdoa saja."
Mendengar kalimat dari Toneri itu, Takumi agak terbakar semangatnya.
"Tapi, sainganku banyak, Toneri-san. Yang mengincar Sakurako itu banyak sekali," keluh Takumi, kembali tertunduk.
Oh, curhatan sesama lelaki, eh?
"Kau kebanyakan kata 'TAPI' ah! Jadi lelaki tidak boleh putus asa sebelum berusaha, Akazawa-san!"
Takumi masih tertunduk. Ia mengumpulkan tenaga dan keberanian. Perkataan Toneri membuat semangatnya menggebu.
Tak lama, Sakurako kembali ke meja barista. Dan Toneri pamit ke dapur kafe setelah mengucapkan hal yang akan ia lakukan setelah ini.
"Rako-chan," panggil Takumi dengan wajah di serius-seriuskan.
"Ada apa, Takumi-kun?"