"Apa kamu menyayangi dia?" tanya Yui, sejurus kemudian. Sepertinya, ia sudah paham siapa yang dibahas Aoi sejak tadi.
"Heh?"
Mata Aoi langsung membulat. Ia tak menyangka saja curhatannya tadi begitu menarik perhatian Yui. Bisa gawat jika seperti ini. Yui pasti akan memandang rendah pada Aoi yang tega menjelek-jelekkan Toneri, pangerannya Yui. Aoi membatin, takut.
"Aku belum tau pasti siapa yang kamu maksud tadi, Ao. Tapi, jika kamu tetap diam dengan sikapnya yang seperti itu, berarti kamu begitu menyayanginya, benar?" tebak Yui, semakin berbicara informal dengan Aoi. Yui masih menopang dagu tepat di depan Aoi berada.
Aoi kembali menghela napas panjang. Punggungnya ia sadarkan ke sandaran kursi, sedang padangannya kini beralih ke awang-awang. Dia tidak ingin terlalu dekat dengan calon kakak iparnya yang gagal itu. Jika Toneri tahu, Aoi tentu saja langsung dibunuh oleh Toneri.