Chereads / BAHASA BUNGA / Chapter 57 - MARIGOLD IV

Chapter 57 - MARIGOLD IV

Blangkar besi melaju cepat untuk menjemput tubuh Isaac. Isaac telah kehilangan banyak darah dan juga kesadarannya. Beberapa perawat bergegas memindahkan tubuh Isaac dari dalam mobil ke atas blangkar. 

Rumah sakit menjadi riuh, perawat berkerumun karena luka tembakan jarang sekali terjadi di rumah sakit mereka. Lily hanya bisa menangis dan mengekor Isaac ditemani Noir dan Bobby.

"Bagaimana tanda vital pasien?" Seorang dokter jaga mencuci tangannya sebelum memeriksa kondisi Isaac.

"Tekanan darah 60/100, pasien kehilangan banyak darah. Ada luka tembak di perut, bahu kiri, dan lengan kiri. Pendarahannya belum mau berhenti dan saat ini pasien tidak sadarkan diri." Perawat melaporkan kondisi Isaac.

"Cepat uji golongan darah dan cek kantong darah. Hubungi dokter bedah dan anastesi, siapkan ruang operasi. Pasien harus mendapatkan perawatan segera."

Tangan Lily bergetar hebat, warna merah darah melumuri jemarinya. Lily tak bisa melihat keadaan Isaac, tapi bisa merasakan ketakutan yang luar biasa hebat menggelayuti hatinya. Rasa takut yang jauh lebih besar dibanding saat Frank menculiknya, bahkan lebih menakutkan dari suara guruh dan hujan. Noir menekan bahu Lily, menyuruh gadis itu tabah. Bobby mencoba untuk menghubungi keluarga Isaac, setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Kami butuh persetujuan tindakkan medis, Nona, siapa keluarganya?" Seorang perawat mendekat.

Dengan gemetaran Lily mengangkat tangan, mengambil peranan sebagai orang terdekat Isaac. Perawat meminta Lily maju mendekat, menyodorkan surat tindakkan yang harus di tanda tangani.

"A—apa Isaac akan baik-baik saja?" Lily menggenggam pena erat-erat, memberanikan diri bertanya. 

"Keadaannya saat ini tidak baik, Nona. Pendarahannya cukup hebat," tuturnya pelan.

"Apa operasi akan membuat Isaac sembuh? Kalau aku tanda tangan dia akan sembuh bukan? Isaac akan baik-baik sajakan? Kumohon Suster, Isaac sangat kuat, kondisinya prima, tak mungkin dia terluka." Lily terisak, air mata jatuh pada goresan tanda tangannya. Lily mencoba menguatkan dirinya sendiri.

"Maaf, Nona. Saya juga tak bisa menjawabnya. Sekarang lebih baik Anda menunggu dengan tenang dan berdoa. Saya permisi."

Lily langsung merasa kedua tulang kakinya menghilang. Merosot jatuh dengan uraian air mata, tak ada lagi kekuatan yang menyangga tubuh itu. Energi dan keinginannya bangkit pergi seiring dengan kondisi Isaac yang semakin kritis.

Lily mulai membayangkan kekasihnya. Isaac meregang nyawa di atas dinginnya meja operasi karena dirinya. Tubuh kekar itu terkulai lemas tak bertenaga, selang-selang infus yang menunjang kehidupan Isaac menjulur bebarengan dengan selang transfusi darah. Mata hazel itu terpejam, bibir itu pun pucat. 

"Isaac, Isaac ...," lirih Lily terus memanggil nama Isaac.

Segala lamunan Lily mendadak buyar, mobil-mobil dan juga ambulan silih ganti berdatangan. Membawa beberapa warga dan juga polisi yang terluka. Semua meringis kesakitan, menjerit, dan berteriak pilu saat para perawat memindahkan satu demi satu korban ke atas blangkar. Rumah sakit desa yang biasa sepi mendadak penuh dengan pasien korban kerusuhan.

Noir bergegas membantu Lily berdiri, mengamankan gadis itu agar tidak terhantam oleh petugas medis yang berlalu lalang. Bobby juga terlihat panik karena ia mengenal sebagian dari mereka. Tetangga, kerabat, bahkan keluarga dekat. Salah satu kakak Noir juga terkena luka tembak di bagian kaki kanan, namun pendarahannya tidaklah parah. Polisi banyak yang terluka, walaupun bersenjata api nyatanya mereka tetap kalah jumlah. Banyak di antara mereka tumbang karena garuk dan sabit pekerja lahan.

"Bagaimana? Bagaimana dengan Ayah?" Noir mendekati kakaknya, mengguncang bagian atas tubuh pria itu —bagian yang tidak terluka.

"Ayah baik-baik saja, Kakak membawanya masuk ke dalam rumah," jawaban singkat itu dibarengi dengan ringisan kesakitan.

"Syukurlah. Lalu apa pertikaian itu telah berhenti? Masih rusuh? Bagaimana dengan pria brengsek itu? Apa dia sudah mati?" Noir menatap galak pada kawanan polisi yang menjerit kesakitan sembari berbicara dengan kakak lelakinya.

"Dia kabur, paling awal," dengusnya kesal. 

"Apa?? Sialan!!" umpat Noir, Bobby juga terlihat sama kesalnya. 

"Di mana Lily?" Noir bertolah-toleh mencari sahabatnya.

Lily berjalan pelan, menyelusuri koridor dengan meraba dinding. Dinding yang dingin menjadi sandaran dan petunjuk arah bagi Lily. Langkah kecil yang tertatih itu terhenti di ujung koridor. Lily merosot, memeluk lutut sambil menangis. Gadis itu terisak pilu di ujung koridor, tempat yang paling dekat dengan kamar operasi. Menanti Isaac dengan penuh pengharapan sekaligus kegelisahan. Bibir tipis Lily terus bergetar, merapalkan doa-doa pada Sang Pemilik Kehidupan. 

Lily hanya bisa berharap Tuhan memberinya satu lagi kesempatan. Kesempatan untuk bisa memeluk hangat tubuh Isaac. Kesempatan untuk bisa mendengar lembut suara Isaac. Kesempatan untuk bisa merasakan sentuhan hangat tangan Isaac. Kesempatan untuk merasakan manis bibir Isaac. Lily bahkan bersedia menukar apapun, asal Isaac kembali bangkit, menukar apapun untuk bisa mendengar degupan jantung Isaac yang berdetak cepat saat mereka bersatu.

"Kelurga Tuan Isaac?" Butuh tiga jam berkutat dengan tubuh Isaac sebelum dokter bedah keluar memberitahukan Lily keadaan Isaac. Butuh tiga jam pula Lily mencoba berdamai dengan perasaan ketakutannya, tapi rasanya sia-sia. Karena ucapan dokter membuat dunianya seakan runtuh. Hancur detik itu juga.

"Saya, saya keluarganya, Dok. Bagaimana keadaan Isaac? Bagaimana kondisinya?" Lily meraba-raba untuk bangkit, lalu mencengkram lengan dokter tua itu erat.

Dokter tua berpakaian serba hijau melepaskan topi penutup rambut. Menundukkan sedikit kepala tak kala mengatakan kepada Lily bagaimana keadaan Isaac. Lily langsung menangis, begitu pula Noir. Tak kuasa menahan air mata dan bersandar dalam dekapan Bobby.

"ISAAC!!!" jerit Lily.

— Bahasa Bunga —

👩🏻‍🦰 Lily : Sekian preview bahasa bunga. Episode terakhir LILY OF THE VALLEY hanya bisa di baca di buku fisik ya gaes :) 🥰🥰🥰

👱🏻‍♂️Isaac : Terima kasih sudah membaca.

PO BUKU DI BUKA HARI INI TGL 10.10.21 di SHOPEE GRASS MEDIA GRUP atau IG: @GRASSMEDIA / @LOTUS PUBLISHER

👱🏻‍♂️ Isaac : Kalian bisa mendapatkan banyak bonus bila ikutan PO-nya, TEH BUNGA MILIK LILI DAN PARFUM MINI BERAROMA BUNGA 💜💜💜

👩🏻‍🦰 Lily : So … mau nunggu apa lagi?? Buka sekarang di shopee ya, biar dapat free ongkir 💜💜 💜☺️☺️

Kalian juga akan dimanjakan dengan covernya yang manis dan kisah cinta mereka yang tak kalah manis. Buku setebal 270 halaman akan menemani hari kalian dengan luapan kebahagiaan 🥰🥰🥰

Terima kasih sudah membaca, salam manis dan hangat untuk kalian Bellecious.

Sweet,

Belleame