Senyap sejenak setelah Meli meninggalkan ruangan. Riani dan Jeremy cuma saling diam sampai akhirnya Jeremy yang duluan beranjak sambil buka suara.
"Katanya boleh balik kapan?"
"Lusa, kalau gue udah nggak pusing-pusing lagi."
"Semalem masih nggak bisa tidur?" Jeremy kembali bertanya begitu berhasil duduk di sisi ranjang Riani. Alisnya sempat mengernyit tipis, disusul tarikan di sudut bibirnya saat menyadari ekspresi Riani yang tiba-tiba berubah tegang.
"Hm."
Riani nggak tahu alasan Jeremy selalu datang bawa parsel dan bunga, lalu pamitan beberapa menit setelah menyapa Meli atau Heru yang sedang jaga Riani.
Mereka nggak lagi bicara lewat pesan. Nggak juga bertelepon. Bahkan, sejak Jeremy memutuskannya secara sepihak, Riani langsung memblokir nomor laki-laki itu. Soalnya benar, Riani kesal. Kesal, sakit hati, menyesal.