"Gue nggak bisa pacaran cuma karena gue pengen punya 'seseorang'. Harusnya gue terima lo saat gue beneran mau sama lo. Sorry."
Neil mengeratkan rahangnya sesaat. Dia pikir dia bakal baik-baik saja saat ditolak Bianca karena dia sudah memprediksikan hal semacam ini bakal terjadi. Tapi ternyata Neil salah. Dia tetap bisa merasakan sentakan tak kasat mata di jantungnya saat Bianca berkata seperti itu. Sedikit menyakitkan, juga membuat perasaannya mencelos.
"Gara-gara Arega?"
"Bukan. Gue juga nggak bakal terima Arega karena gue tau banget dia kayak gimana. Buat sekarang, gue cuma pengen temenan aja. Gue harap lo nggak jauhin gue lagi cuma karena ini. Tapi kalau lo ngerasa jauhin gue bisa bikin lo lega, gue bisa ngerti."
Buat Neil, ditolak baik-baik kayak gitu malah membuatnya merasa diberi kesempatan. Seolah Bianca ingin menunjukkan kalau dia cuma perlu diyakinkan.
Neil lebih suka ditolak secara terang-terangan dan tegas.