Maudy berjalan lebih dulu menuju kamar disusul Joshua yang mengekor di belakang. Pintu terbuka dan mereka masuk ke kamar. Aroma parfum pengharum ruangan menyeruak masuk ke rongga penciuman Jo.
'Pengharum ruangannya beraroma lembut.'
Joshua menggumam dalam hati sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Lampu tidur berwarna oranye menempel di dinding kamar. Jantung Jo berdetak cepat, berdebar-debar menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.
Klik!
Maudy menyalakan lampu kamar dan mematikan lampu tidur. Ia tidak bisa menemukan kotak obat jika lampunya terlalu gelap. Ditambah lagi, ada seorang laki-laki dikamarnya.
"Ah, ini dia. Sebenarnya Anda tidak perlu mengobati tangan saya. Saya bisa melakukannya sendiri," ujar Maudy.
"Kamu bisa mengoleskan salep sendiri, tapi tidak akan bisa membalutnya sendiri. Benar, bukan? Jadi, biar aku bantu," ucap Joshua.