"Maaf, Pak Jo. Saya izin mengantar Primus ke parkiran," kata Maudy, menginterupsi momen temu kangen Naffa dan Joshua.
"Oh, silakan. Saya … boleh tetap bersama Naffa sebentar lagi, kan?"
"Ya. Anda bisa berbicara dengannya sedikit lebih lama, tapi saya harap … Anda bisa pergi setelah saya mengantar Primus," jawabnya dengan ragu.
Ia merindukan laki-laki itu, meski Primus telah menjadi kekasihnya. Hatinya menginginkan hal yang berbeda dengan apa yang diucapkan bibir tipisnya. Ia ingin melihat Joshua sedikit lebih lama bukan hanya untuk putrinya, tapi untuk dirinya sendiri.
"Saya permisi, Pak Jo," pamit Primus dengan gigi menggertak menahan emosi.
Bagaimanapun juga, Maudy kekasihnya sekarang. Ia tentu cemburu melihat seorang laki-laki datang ke apartemen kekasihnya di malam hari. Namun, ia tidak ingin membuat keributan di depan Maudy. Terlebih dengan kondisi Naffa yang sedang sakit.
"Ya. Selamat malam, Prim."