"Selesai makan, temani bibi jalan-jalan di taman, ya?"
"Iya, Bi."
"Kalau nenek itu mengatakan hal-hal aneh, jangan didengar. Dia memang sangat suka berbicara melantur. Maklum, namanya juga nenek-nenek," seloroh Darwis.
Jeni mengerucutkan bibirnya. Ia hanya ingin berbincang-bincang dengan Mentari. Apa yang salah dengan itu, pikir Jeni.
"Tidak apa-apa, Paman. Lagian, bibi terlihat menyenangkan saat diajak bicara," jawab Mentari.
"Nah, lihat, kan? Dasar kakek-kakek! Bikin mood turun, aja," gerutu Jennifer.
***
Jeni dan Mentari tiba di taman yang tidak jauh dari rumah. Mereka duduk di salah satu kursi taman sambil memperhatikan anak-anak yang berlari kesana-kemari. Tingkah lucu mereka begitu menggemaskan, hingga Jeni tersenyum geli.
"Mereka sangat lucu, ya?"
"Ya. Anak-anak di usia balita memang sangat lucu," jawab Mentari.
"Sayang sekali, aku tidak bisa melihat anakku sendiri," gumamnya pelan. Raut wajahnya berubah murung.