"Kamu tidak marah?"
"Tidak, Mas. Sebenarnya, aku sudah memikirkannya sejak tadi siang. Pak Ran bukan orang yang suka mencurigai seseorang tanpa sebab. Aku tahu, ada yang salah dengan Noah. Aku minta maaf, Mas."
"Tidak apa-apa. Aku senang kalau kamu menyadarinya. Bolehkan aku panggil pak Ran dan mereka semua kembali?"
"Ya."
William menelepon ayahnya, meminta tolong kepada laki-laki paruh baya itu untuk menyampaikan pesannya. Dari percakapan itu, William mendengar hasil pemeriksaan Ran terkait buah-buahan pemberian Noah. Hasilnya sangat mengejutkan, sampai kedua mata William memerah.
"Terima kasih, Pa." William menutup telepon, lalu menoleh kepada istrinya. "Laki-laki brengsek itu sudah merendam buah ke dalam obat penggugur kandungan."
"Apa?! Astaga!" Mentari terlalu syok, hingga terduduk di sofa dengan mata membelalak. Beruntung, Ran tidak meninggalkan buah itu. Mentari tidak dapat membayangkan apa yang terjadi pada bayinya jika ia sudah memakan buah-buahan itu.