"Marah, ya?"
"Menurutmu?"
"Aku minta maaf. Aku kesal karena kamu mengabaikanku, padahal aku ada di hadapan kamu," ucap Primus dengan jujur.
"Kamu bisa memanggilku, kan? Kenapa harus bersikap seperti ini?"
"Maaf. Aku, kan, sudah minta maaf. Maafin, ya," bujuk Primus.
"Oke. Aku maafkan untuk kali ini, tapi jangan diulangi. Aku tidak suka laki-laki yang terlalu pengatur, pencemburu, dan suka bertindak semaunya."
"Terima kasih. Aku tidak akan mengulanginya, aku janji." Primus mengulurkan jari kelingking, bersikap manis agar Maudy memaafkannya.
Maudy mengaitkan jari kelingkingnya dan mereka pun saling memaafkan. Karena Joshua berada di luar kota, Primus menggunakan kesempatan itu untuk mengajak Maudy berkencan nanti malam. Namun, Maudy menolaknya.
"Walaupun pak Jo tidak ada di sini, tapi minggu ini masih gilirannya. Jadi, aku tidak bisa keluar denganmu. Maaf," tolak Maudy dengan halus.