"Pegang janjimu," ucap Primus saat Maudy turun dari motornya.
"Janji apa?" Maudy memicingkan mata. Ia mencoba mengingat apa yang ia janjikan kepada laki-laki itu. Namun, ia tidak bisa mengingatnya.
"Kamu bilang, aku boleh mengejarmu. Kalau lulus uji, kamu akan menerimaku sebagai papa dari anakmu," jawab Primus dengan wajah serius.
"Aku tidak~"
"Kumohon …. Aku serius dengan semua ucapanku. Aku jatuh cinta padamu, Maudy," ucap Primus memotong ucapan wanita itu.
Maudy menganga. Semua kata-kata seakan menggantung bibirnya. Ia tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan laki-laki itu. Ia pikir, Primus hanya sedang bercanda dengan semua kata-kata gombalannya.
"Aku ini seorang janda beranak satu. Kamu masih bisa mendapatkan perempuan lajang. Aku tidak pantas~"