Ting!
Pesan dari nomor yang kemarin. Maudy sedikit gemetar saat hendak membuka pesan itu. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskan kuat.
(Sudah tidur?)
"Jangan mengirimi pesan lagi. Aku tidak tahu siapa kau dan dari mana kau tahu nomorku. Tolong, jangan ganggu aku."
(Mengganggu, ya? Lebih mengganggu mana antara mengirim pesan perhatian atau membuntuti laki-laki sampai malam. Aku hanya penasaran. Apa kau pulang dengan selamat atau terjadi sesuatu di jalan.)
'Dia tahu aku membuntuti Primus? Jangan, jangan ….'
"Kau … Primus?"
(Kau menebaknya dengan benar. Simpan nomorku, Cantik. Karena aku akan sering menghubungimu.)
"Kalau kau Primus, jadi lukamu …."
(Tidak usah memikirkan hal itu. Sudah malam, sebaiknya kau beristirahat. Selamat malam, Cantik.)
Maudy membalas dengan emot senyum. Ia lega sekarang, karena nomor misterius itu ternyata milik Primus. Awalnya, ia merasa laki-laki itu menyebalkan.