Pram pergi pagi-pagi sekali. Ia mencari rumah seorang pria yang mengirim pesan kepada Maudy tadi malam. Kini, ia sudah berdiri di depan rumah pria itu.
Tok! Tok! Tok!
Ceklek!
Bug!
Pram melayangkan pukulan tepat di wajah Primus sesaat setelah laki-laki itu membuka pintu. Ia menarik leher baju yang dikenakan Primus, lalu menatapnya dengan pandangan setajam mata elang. Pram tidak memberikan kesempatan pada laki-laki itu untuk bertanya.
"Sekali lagi kau menakuti kakakku, aku akan membuatmu lenyap! Jangan sok misterius, karena aku bisa menemukanmu dengan mudah. Jangan mengirimi pesan lagi pada kak maudy, atau kau akan menanggung akibatnya, mengerti!"
Brak!
Primus membentur pot bunga saat Pram melemparnya keluar. Setelah memberikan peringatan, Pram pergi dengan motor sportnya. Ia sengaja memakai motor untuk menghindari kemacetan.
***
"Dari mana, Sayang?"
"Jalan-jalan pagi sekalian manasin motor. Sudah lama nganggur di garasi," jawab Pram sambil melepas helm.