Mona kembali ke ruangan William. Ia menelepon sang atasan dan memintanya membuka pintu. Pram melarang William saat dia hendak memutar kunci.
"Masalah pribadimu, selesaikan saja di rumah. Dia asistenku dan dia ingin memberikan berkas hasil rapat di luar kota."
William memutar kunci dan pintu dibuka dengan cepat oleh Mona. Ia berjalan ke arah meja kerja William. Panggilan Pram diabaikan karena ia kesal melihat laki-laki yang bersikap kekanak-kanakan itu.
Mona sudah terbiasa berpikir dewasa dan tidak suka dengan sikap seperti anak kecil. Ia didewasakan oleh keadaan. Mona dan Maudy menjadi yatim piatu dan harus bersikap mandiri sejak mereka masih remaja.
"Apa-apaan itu? Kamu yang salah, tapi kamu yang marah," gerutu Pramuda. Namun, ia tetap diabaikan.
"Pekerjaan saya sudah selesai dan tidak ada jadwal pekerjaan di luar untuk Anda, Pak wakil. Jadi, saya mohon izin pulang lebih dulu," pamit Mona, meminta izin kepada William.