William mengambil sebatang rokok, menyulutnya, lalu menghisapnya dalam-dalam. Firman terbatuk saat asap rokok mengepul keluar dari mulut Will. Pramuda menepis angin yang lewat di depan hidungnya.
"Matikan rokoknya! Uhuk …." Firman mengambil segelas air putih yang dicampur perasan jeruk lemon. Tenggorokannya terasa kering setelah batuknya berhenti.
"Aku kira sudah hebat, karena ada rokok di mejamu. Kena asap rokok saja tidak bisa, masih berani memesan rokok." William mematikan api rokok dan membuang puntung rokok ke dalam asbak. Ia sengaja melakukan itu untuk membuat Firman sadar. Will hafal betul, toleransi Firman terhadap alkohol cukup baik. Hanya sebotol wine tidak akan membuatnya mabuk parah.
"Apa masalahmu kali ini? Apa Kirana menolak lamaranmu?" Pramuda menuang anggur merah ke dalam gelas kecil, lalu memberikannya kepada William. Ia sendiri hanya bisa minum soda. Seperti biasa, Pram harus tetap sadar untuk membawa William dan Firman pulang ke rumahnya.