Fayra menghela napas berat. Kalau saja kakaknya memberitahu sejak awal, ia bisa pergi menemui Firman. Memastikan perasaan laki-laki itu terhadap kakaknya.
"Kakak belum mencoba. Kenapa sudah menyimpulkan bahwa bos tidak menyukaimu, Kak?"
"Dia sendiri yang mengatakannya pagi itu. Dia tidak memiliki perasaan apapun, karena masih ada mendiang tunangannya yang mengisi hati."
"Oh," ucap Fayra dengan mulut membentuk lingkaran.
"Maaf, ya, Fay. Semua usahamu belajar jadi sia-sia karena kakak," ucap Kirana penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa, Kak. Lagian, lebih baik membuka usaha sendiri dibanding bekerja pada orang lain," jawab Fayra dengan santai.
Ia berlapang dada setelah kehilangan kesempatan bekerja di hotel besar. Kakaknya lebih penting baginya, jauh lebih penting dari semua hal. Ia dan kakaknya berencana mencari rumah kost dan membuka usaha kue.