Emilia terbangun karena merasa sesak. Ia tersentak bangun dari ranjang. Tangan William memeluknya sepanjang malam dan ia tidak tahu bagaimana hal itu terjadi.
"Kamu sudah bangun? Jam berapa ini?" tanya William. Ia beranjak duduk dan bersandar di kepala tempat tidur.
"A … aku tidak melakukan apa-apa. Sungguh …." Emilia berdiri di sisi ranjang dengan tubuh gemetar. Ia sangat yakin bahwa, ia tidak menarik tangan Will agar memeluknya.
"Aku tahu. Aku yang sengaja memelukmu. Sepertinya kamu kedinginan semalam, jadi aku memelukmu. Aku takut anakku kedinginan juga," ujar William.
"A … nakmu?" Emilia semakin tidak mengerti. 'Apa aku sedang bermimpi? William … dia mengakui anak ini sebagai anaknya. Aku pasti salah.'
"Kenapa? Apa bukan?" William beringsut, menurunkan kedua kakinya, dan duduk di tepi ranjang. Ia duduk di depan istrinya yang mematung seperti boneka besar. William mengulurkan tangannya.
"Kamu tidak sedang mabuk, kan, Mas?"