"Shh …. Ini aku," ucap laki-laki yang membekap Mentari.
'Suara ini?' Mentari mengenal dengan baik suara orang yang bicara di telinganya. Meskipun pelan, tapi ia tahu pemilik suara khas itu. Aksen Jepang yang menjadi ciri khas Ryota saat bicara.
Ryota melepaskan tangannya. Mentari membalikkan badan, menatap laki-laki itu dengan mata berkaca-kaca. Ia sudah gemetar dan ketakutan setengah mati, rupanya pencuri yang masuk itu adalah Ryota.
"Apa kabar, Tari?"
Bug! Bug!
Mentari memukul bahu Ryota beberapa kali untuk menghilangkan rasa kesalnya. Ryo bisa datang secara terang-terangan, tapi dia justru datang secara diam-diam, membuat Mentari ketakutan karena mengira ada orang jahat yang memasuki villa itu. Wanita itu berhenti memukul dan menundukkan wajahnya, terisak menangis karena lega dan juga kesal.
"Kau hampir membuatku mati ketakutan," ucapnya sambil terisak menangis.