"Turunkan aku!" Mentari mendorong William. Namun, laki-laki itu semakin mempererat pelukannya. Ia tidak memberikan celah untuk istrinya melepaskan diri.
"Duduk di pangkuanmu sebentar tidak masalah, kan? Lagian, aku juga tidak berniat melakukannya. Aku ingin supaya kamu yang memintanya padaku," ucapnya sambil tertawa kecil. Ia sangat suka melihat istrinya tersipu malu seperti itu.
"Tidak akan. Aku tidak akan meminta berhubungan badan terlebih dulu. Selama ini, kamu yang selalu tidak bisa menahan hasrat," balas Mentari.
"Ck! Aku selalu kalah kalau harus menahan hasrat. Hah … aku sangat merindukanmu, Sayang. Kapan hukumanku berakhir?" tanya William merajuk manja dalam dekapan Mentari.
"Aku berencana menyudahi hukumanmu, tapi … ada syarat yang harus kamu penuhi. Kalau tidak bersedia, maka hukuman akan tetap berlanjut," kata Mentari.
"Syarat apa?"
"Kita tinggal bersama Emilia juga."
"Apa? Aku tidak mau," tolak William.