Joshua duduk di ruangannya dengan kaki di atas meja. Sudah beberapa hari sejak pesta kepindahan William dan ia belum bertegur sapa dengan laki-laki itu sampai hari ini. William menghindari Joshua karena merasa kakak sepupunya itu yang membawa Emilia.
"Dimana William sekarang?" tanya Joshua pada Pram.
"Di ruangannya, Tuan."
"Oh." Joshua hanya menggumam pendek. Ia mencari topik pembicaraan diantara kosongnya jadwal. Pekerjaannya sudah selesai dan ia sedang free.
Namun, sebagai presiden direktur yang baik, ia tidak mau pulang lebih awal. Lagipula, tidak ada yang bisa dikerjakan di rumah. Ia merasa sangat bosan.
Sejak tiba di rumah Dirga, diangkat menjadi Presdir, hingga saat ini, ia merasa tidak nyaman melihat sikap William padanya. Sosok Joshua di mata William adalah penjahat, rubah berwajah kelinci, dan semua peribahasa buruk. Semakin William menganggapnya jahat, ia pun terdorong untuk melakukan kejahatan.