"Ayo, cium!" desak Mona.
Tari menunggu dengan tidak sabar. Bagaimana rasanya melihat laki-laki berciuman dengan laki-laki. Pikirannya dipenuhi dengan adegan boy's love yang sering dilihatnya di dalam drama luar negeri.
"Hanya cium, kan?" tanya Pramuda.
"Iya. Cepetan. Aku harus menghukum dua pemain lagi," kata Mona dengan semangat.
Pramuda bangun dari sofa, lalu berlutut di depan William. Laki-laki itu membelalak. Pram benar-benar akan melakukan perintah Mona.
"Hei! Kau gila, ya? Jangan menciumku, atau aku akan membuatmu menjadi pengangguran!" William mengancam Pramuda.
Mona tampak cemas. Apakah ia harus mengganti hukumannya? Namun, ia terlambat untuk menarik kembali perintahnya.
Cup!
Pramuda tersenyum senang karena berhasil melakukan perintah kekasihnya. "Kau sudah bilang, hanya mencium. Tidak ada perintah spesifik untuk mencium bagian apa," ucap Pramuda. Ia mencium tangan William seperti seorang anak yang mencium tangan ayahnya.