Monica tertidur pulas sambil memeluk adiknya. Bibirnya tersenyum meski dalam keadaan tidur. Hari ini berlalu dengan melelahkan, tapi sangat menyenangkan.
"Dia sangat senang saat bermain bersama Ichi."
"Ya. Monica sangat ingin memiliki adik, tentu saja ia sangat senang," ucap Mentari.
"Hem. Apa kamu masih ingat permintaan Monic saat kita pergi berbulan madu?"
"Tidak. Aku lupa," jawab Mentari.
Ia menyembunyikan wajahnya dari pandangan suaminya. Pipinya merona dan ia menelan saliva. Mentari mengingatnya, tapi ia takut untuk berbicara jujur.
'Bagaimana mungkin aku lupa. Saat itu, Monica meminta adik yang banyak. Ichi masih kecil dan aku masih merasakan sakitnya saat melahirkan Ichi tiga tahun yang lalu.'
"Kamu ingat, tapi malu. Aku hanya ingin memberitahumu, aku ingin mewujudkan keinginan Monica. Jadi, kamu harus siap diserang setiap malam," goda William sambil mengulum senyum tipis. Ia sangat suka melihat wajah istrinya merona.