"Sshh! Nanti mereka dengar," ucap William.
"Makanya, lepaskan tangan nakal kamu!" gerutu Mentari.
"Aku tidak bisa melakukan itu. Aku sangat merindukanmu," ucap William.
"Lepaskan sekarang juga atau aku batalkan niat untuk balikan," ancam Mentari.
William segera menarik tangannya keluar dari kemeja Mentari. Mereka bicara dengan suara sangat pelan. Meskipun begitu, Minah bisa mendengarnya dengan jelas. Mereka tidak tahu bahwa Minah terjaga karena mendengar keributan mereka.
'Jadi, nyonya Mentari adalah istri tuan Will. Pantas saja tuan William berani menyentuh nyonya.' Minah bergumam dalam hati. Ia pernah melihat tangan William mengelus paha sang nyonya majikan. Namun, ia tidak berani mengungkit masalah itu.
Setelah dua jam perjalanan, mobil itu pun berhenti. William membangunkan semua orang. Tidak berapa lama, pintu pun dibuka.