Dua bulan kemudian.
"Ryota-kun!"
"Ya, Hina-chan."
"Ada telepon dari Raini-chan. Sepertinya istriku itu sedang kesakitan. Mungkin akan melahirkan," kata Hina, teman akrab Ryota di kantor.
"Terima kasih sudah memberitahu. Tolong katakan pada atasan, aku akan pulang lebih dulu."
"Baik." Hina melihat Ryota dengan wajah sedih. Sudah lama ia memendam perasaan untuk laki-laki itu. Cintanya tidak berbalas dan ia hanya bisa menjadi teman selamanya.
***
"Tari-chan! Tari-ch …."
"Ryota-kun, sakit. Tolong aku," ucap Tari yang terduduk di lantai.
Cairan bening dan licin membasahi lantai. Di sela-sela kakinya terdapat cairan merah yang merembes. Ryota bergegas menggendong Mentari. Ia memasuki lift dan kesusahan untuk menekan tombol lift.
Beruntung ada orang lain di dalam lift.
"Biar saya," ucapnya.