Susiana, hanya termenung di ujung jendela. Ia terlihat sangat depresi karena para tetangga telah mengatakannya dengan kata-kata kasar dan cemoohan.
"Bu," panggil Sony.
"Ya," sahut Susiana dengan cepat mengusap air matanya.
"Maafkan Sony Bu," Sony bersimpuh di hadapan ibunya, Susiana.
"Sudahlah, kita lihat saja hasilnya. Dan bagaimana kamu bisa menjalani hidup setelah jadian ini," ujar Susiana dengan nada acuh tak acuh.
"Hiks... Hiks," Sony meletakkan kepalanya di pangkuan ibunya. Ia merasa terguncang dengan pandangan tetangga saat ini. Susiana hanya mengelus-elus kepala anaknya mencoba menenangkan putra senata wayangnya tersebut.
"Bangunlah, Masalah yang kita pikirkan nanti," ucap susiana.
Saat hendak berjalan tiba-tiba ponsel Sony berbunyi, sebuah pesan tertera di layar ponselnya.
"Son, temui ayahku saat jam joging di pintu masuk taman komplek." Sony membacanya berulang kali, ia takut jika ayah Sania marah padanya, tapi Sony tetap akan menemui Rudi, ayah Sania.