Hujan deras Fatih tidur pulas di rumah
Tania, Hanif datang dengan pakaian basah kuyub, Tania mendekat dan melepaskan baju suaminya. Hanif menatap Tania penuh cinta namun ia segera melarikan diri dari Sang istri.
"Tuh kan menjauhiku ..." ujar Tania cemberut lalu duduk di sofa sambil melipat kedua tangan di dadanya.
Hanif mendekat tanpa pakaian, Tania menatapnya pekat sebentar lalu memalingkan pandangan, ia rindu akan kasih sayang dari suaminya, semenjak keguguran satu bulan lalu dan dia diagnosis memiliki gejala ketebalan di dinding rahim.
Tania tahu Hanif sangat menyayanginya dan mencintainya, namun jarang mendekat karna takut akan melakukan hubungan itu,takut menyakiti Tania.
"Aku sudah sembuh, sudah dua minggu ini aman dan tidak nyeri, jadi suami berhak mengauli istrinya,"
"Tapi sayang ..."
"Yakin atas kuasa Allah, jangan ragu," ujar Tania mendekat bersikap manja, memberi sentuhan di dada Hanif.
"Ih ... Gemes deh, muach," Hanif melarikan, Tania memanyunkan bibir.