Setelah solat subuh berjama'ah di Masjid. Danisa dan Farhan berjalan bersama, keduanya menghirup udara pagi hari sebelum mentari terbit.
Farhan mendekat lalu meraih tangan istrinya.
"Eh ketangkep," candanya, Danisa merunduk terdengar tawa kecil, suara dari balik cadar.
"Huf ... Ini sangat dingin," Farhan menarik Danisa, mereka sangat dekat.
"Ehem." Dokter Ayub datang tiba-tiba Farhan menjauh. Dan melepaskan genggamannya.
Danisa tertawa puas.
'He he he tidak bisa berkutik. Kasian.' batin Danisa, Dokter Ayub mendekat.
"Tidur saja ... Semalaman kalian kan sibuk ngurus Fatih. Kalau mau ke Kotaraya pakai motor lebih seru untuk berdua. Pelukan juga tidak masalah kan sudah halal." goda Ayahnya yang lalu berjalan cepat. Danisa dan Farhan berjalan pelan dan saling menatap. Danisa terkejut.
'Ayah. Ih ... Kok siap mental banget sih. Pasti karna Kak Farhan temannya. Mereka bersekongkol.' batin Danisa memainkan kuku.