Hari-hari berlalu dengan cepat lamaran Farhan yang hanya secara pribadi. Dan kini pernikahannya juga sangat sederhana. Hanya Bapak, Nada, Rahman dan bayinya, yang ikut serta ke Kota.
Tidak ada Ibu dan Raina. Ada kesedihan sendiri di hari bahagianya. Saat akan memasuki Desa calon istrinya, Farhan sangat gugup, tangannya sangat dingin.
Bapaknya adalah kekuatan terbesar dari Farhan aura positif dari sang Ayah yang membuat Farhan bisa maju dan pemuda mandiri.
Sampai kue yang dibawa untuk pernikahan dia sendiri yang membuat. Ia merahasiakan pernikahannya dari teman-temanya.
"Tenang, ingat Farhan jangan sampai kamu nanti ada rasa menyesal karna nikah muda. Ini pilihanmu sendiri dan kemantapanmu," ujar Bapaknya menegur dan merangkul bahu Farhan dengan tangannya.
Farhan sangat takut kegelisahan melandanya, "Bapak doakan aku agar dapat membina hubungan suci ini sampai maut memisahkan," ucap Farhan meniupi telapak tangannya.