Gerat-gerut kegundahan melanda, saat itu juga Farhan memegang dadanya, raut wajah lesu tidak ada rasa semangat. Menanti jawaban. Setelah lama menunggu, akhirnya ada telpon. Iya benar itu dari Danisa. Farhan mengangkat telpon itu.
"Assalamualaikum," jawab Farhan segara dan terdengar tidak sabar.
"Wa'alaikumsalam, maaf aku sibuk dengan Fatih. Ini baru di ajak Mbak Tania," ujar Danisa menjelaskan.
"O. Tidak papa," ujar Farhan mulai santai, tangannya mengetuk-ngetuk kayu yang sudah dihaluskan sebagai kursi.
"Maaf ..."
"Kenapa?" Farhan menggigit bibir bawahnya.
"Maaf ..., Jujur aku ..., mengaguminya sejak dulu, Bang bagaimana? Dia berniat bertunangan denganku. Aku harus bagaimana?" terdengar kebingungan dari Danisa.