Kamu lihat Dokter Ayub tegar. Sesuatu pasti kembali keasalnya. Sayang terima ini semua, karna akan ada pahala di balik cobaan ini, Allah Maha Adil dan Maha Baik jangan lupa akan hal itu," tegur Hanif.
"Iya suamiku aku sedang dalam proses belajar iklas kan tidak mudah pelan-pelan," ujar Tania. Di luar sana suara bayi menangis tanpa henti. Hanif melihat raut wajah istrinya.
"Mungkin itu tangisan bayi tadi, kamu mau menggendongnya, kasian Danisa." pinta Hanif dengan suaranya yang terdengar membaik, dalam angguk'an Tania menetes tiga bulir air matanya. Tania keluar dan ternyata benar, Danisa kebingungan. "Sini, biar Mbak yang gendong. Kamu bisa ikut serta dalam ...." Tania tidak enak melanjutkan kata berduka.
"Aku faham Mbak terima kasih. Terima kasih." ucapan tulus Danisa yang memberikan sepupunya yang kini menjadi yatim piatu.
***