"Ayolah Mas ..." bujuk Farhan.
"Cinta satang tanpa tau asalnya dari mana. Mungkin dari rasa kagum yang nerlebihan, atau pesonanya yang memikat hati. Yang jelas aku sama sepertimu. Semua atas petunjukNya. Keyakinan penuh itlah yang membuat aku berani menikahinya tanpa melihat wajahnya. Saat itu aku baru patah hati dan Ibuku menjodohkanku dengan Nada. Aku meminta petunjuk dan segala kebaikan. Aku meminta jika dia memang gadis baik pertemukan saat hari pernikahan. Aku saat itu tidak peduli fisik. Dan Allah mengabulkan aku melihat Nada setelah selesai ijab. Aku tau dia istriku yang sudah pernah aku temui namun tidak tau kalau dia akan menjadi istriku. Aku bahagia karna dia cantik. Awalnya aku takut jika tonggos dan ..."
"Ha ha ha" Farhan tertawa puas.
"Itu manusiawi, para pria tidak mungkin tidak melihat fisik bukan?" tegur Rahman.
"Iya Mas." sadar Farhan lalu tertawa pelan.
"Kalau Danisa bagaimana? Apa dia cantik?" tanya Rahman.
