Pelukan itu makin erat. Inara merasakan bulir-bulir air mata yang membasahi pundaknya.
Inara pernah mendengar jika seoarang laki-laki menangis karena sesuatu, artinya. Sesuatu itu sangatlah berharga dalam hidupnya.
Keen bangun lebih dulu dan melihat istrinya masih saja tertidur lelap. Sangat nyaman. Keen mengelus rambut hitam istrinya dengan penuh kasih sayang.
Merasakan itu, Inara pun terjaga dari tidurnya. Matanya perlahan terbuka dan mandapati Keen yang sedang tersenyum padanya.
"Kenapa kamu tersenyum begitu Keen?" Tanya Inara dengan suara yang serak sehabis bangun tidur.
"Karena aku sedang melihat sosok Bidadari yang sangat canti di hadapanku."
Inara melayangkan tangannya ke dada Keen dan mencubitnya gemas. Dia tau yang Keen maksud bidadari adalah dirinya.
"Sudah, kamu jangan menggombal terus. Sekarang waktunya kita sholat subuh."