Hari-hari berlalu seperti biasanya. Inara melewatinya dengan penuh keceriaan dan semangat. Mulai menikmati hidupnya yang sekarang meski, kedamaian belum dia dapatkan sepenuhnya.
"Selamat datang di CokilatNara, Silahkan masuk." Sambutan Vika oada pelanggan terdengar hingga ke dalam dapur. Di mana Inara sedang membantu Arin untuk memasak.
"Tolong lanjutkan ya Arin, aku akan menayakan pesanan pada pelanggan," pintanya pada Arin.
Arin mengambil alih masakannya dan Inara melepas celemeknya dulu barulah keluar dari dapur.
Dia melihat seorang gadis yang duduk di pojokan dan sibuk pada ponselnya. Gadis itu membelakangi Inara sehingga tak bisa melihat jelas wajah yang memakai jilbab itu.
"Permisi Mbak, mau pesan apa?" Inara mengulurkan daftar menu ke gadis itu.
"Hm, ya ... "
Ketika gadis itu mengangkat wajah dan ingin mengambil daftar menu, mereka saling bertatapan.
"Inara?"
"Nea?"
Kaget mereka secara bersamaan.